·
Regulasi dan Prosedur Pendirian Perusahaan.
1.
Badan Usaha
adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan
perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha
adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu
mengelola faktor-faktor produksi.
Bentuk-bentuk Badan Usaha:
·
Koperasi
Koperasi
adalah badan usaha yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan.
·
BUMN
Badan Usaha
Milik Negara (atau BUMN) ialah badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau
sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai badan usaha-badan usaha
tersebut adalah karyawan BUMN bukan pegawai negeri. BUMN sendiri sekarang ada 3
macam yaitu Perjan, Perum dan Persero.
·
Perjan
Perjan
adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh
pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan pada masyarakat, Sehingga selalu
merugi. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan
karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut sesuai dengan
Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN. Contoh Perjan: PJKA
(Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI
·
Perum
Perum adalah
perjan yang sudah diubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan tetapi
sudah profit oriented. Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan
status pegawainya sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi
meskipun status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa
menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya
diubah menjadi persero.
·
Persero
Persero
adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Berbeda
dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah
mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal
pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang
dipisahkan berupa saham-saham. Persero dipimpin oleh direksi. Sedangkan
pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta. Badan usaha ditulis PT < nama
perusahaan > (Persero). Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas negara.
·
BUMS
Badan Usaha
Milik Swasta atau BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh
seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang- bidang
usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi
yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup
orang banyak. Berdasarkan bentuk hukumnya Badan usaha milik swasta dibedakan
atas :
·
Perusahaan
Perekrutan
Perusahaan
persekutuan adalah perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau lebih. Ada 3 bentuk
perusahaan persekutuan :
·
Firma
Firma (Fa)
adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap- tiap
anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari
anggota pendiri serta laba/ keuntungan dibagikan kepada anggota dengan
perbandingan sesuai akta pendirian.
Ciri-ciri
Firma:
1) Para
sekutu aktif di dalam mengelola perusahaan.
2) Tanggung
jawab yang tidak terbatas atas segala resiko yang terjadi.
3) Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan
diri atau meninggal dunia.
2.
Prosedur dan
Legalitas
·
Proses
Pendirian Badan Usaha
1). Mengadakan rapat umum pemegang saham
2). Dibuatkan
akte notaris (nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha, tujuan
perusahaan
didirikan)
3). Didaftarkan di pengadilan negeri (dokumen :
izin domisili, surat tanda daftar perusahaan
(TDP), NPWP,
bukti diri (identitas pribadi) pendiri)
4). Diberitahukan
dalam lembaran negara (legalitas dari Kementerian Kehakiman)
Proses Pendirian CV (Persekutuan Komanditer / Commanditaire Vennotschaap)
·
Mempersiapkan
ihtisar isi resmi dari Akta Pendirian CV, yang meliputi :
1). Nama
lengkap, pekerjaan & tempat tinggal para pendiri;
2). Penetapan
nama CV;
3). Keterangan
mengenai CV itu bersifat umum atau terbatas untuk menjalankan sebuah
perusahaan
cabang secara khusus (maksud dan tujuan);
4). Nama
sekutu yang tidak berkuasa untuk menandatangani perjanjian atas nama
persekutuan;
5). Saat
mulai dan berlakunya CV;
6). Klausula-klausula
penting lain yang berkaitan dengan pihak ketiga terhadap sekutu
pendiri;
7). Pendaftaran
akta pendirian ke PN harus diberi tanggal;
8). Pembentukan
kas (uang) dari CV yang khusus disediakan bagi penagih dari pihak ketiga,
yang jika
sudah kosong berlakulah tanggung jawab sekutu secara pribadi untuk
keseluruhan;
9). Pengeluaran
satu atau beberapa sekutu dari wewenangnya untuk bertindak atas nama
persekutuan.
·
Mendaftarkan
akta pendiriannya kepada Panitera PN yang berwenang (Pasal 23 KUHD), dan yang
didaftarkan hanyalah akta pendirian firma (atau CV) atau ihtisar resminya saja
(Pasal 24 KUHD);
Dalam hal ini, CV tersebut
didaftarkan pada tempat kedudukan/wilayah hukum CV, dengan membawa kelengkapan
berupa Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) atas nama CV yang bersangkutan.
·
Para pendiri
CV diwajibkan untuk mengumumkan ihtisar resmi akta pendiriannya dalamTambahan
Berita Negara R.I. (Pasal 28 KUHD).
Berikut ini
merupakan ringkasan dari Tahapan Keseluruhan Proses Pendirian CV,
yaitu:
Tahap
1 : Pembuatan Akta Pendirian CV oleh Notaris;
Tahap
2 : Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP);
Tahap
3 : Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
Tahap
4 : Surat KeteranganTerdaftar Sebagai Wajib
Pajak;
Tahap
5 : Pendaftaran ke Pengadilan Negeri;
Tahap
6 : SuratIzin Usaha Perdagangan (SIUP);
Tahap
7 : TandaDaftar Perusahaan (TDP).
Apabila dari pendiri dalam
menjalankan usahanya berencana untuk ikut serta dalam suatu lelang/ tender yang
dilakukan oleh instansi pemerintahan atau instansi lainnya, maka harus
dilengkapi dengan dokumen legalitas lainnya, yaitu berupa :
1. Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
2. Surat
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
3. Tanda
Daftar Perseroan (khusus CV); dan
4. Keanggotaan
pada Asosiasi dan Sertifikat Badan Usaha, serta Surat Ijin Usaha
5. Jasa Konstruksi (jika diperlukan).
·
SDM dan
Organisasi
1.
Struktur
Organisasi
Struktur
Organisasi menurut Schermerhorn (1996) adalah sistem tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan saluran komunikasi
yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual maupun kelompok.
Bentuk-bentuk struktur organisasi:
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi yang sering digunakan dalam
organisasi pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu Struktur Organisasi
Fungsional, Struktur Organisasi Divisional (berdasarkan Produk/Pasar) dan
Struktur Organisasi Matriks.
·
Struktur Organisasi
Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure
Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu
organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini
dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran
dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill)
dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur
Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang
hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi
bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi antar unit kerja.
(Gambar1 FSO)
·
Struktur
Organisasi Divisional
Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure
Organization) adalah Struktur Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan
kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis. Organisasi bentuk
Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala menengah
keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
(Gambar2 DSO)
·
Struktur
Organisasi Matriks
Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)
merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi
Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini
sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang
berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas
proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks
ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan
untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan
pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan
yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.
(Gambar3 MSO)
2.
Deskripsi
dan Spesifikasi Pekerjaan
·
Deskripsi
Pekerjaan
Deskripsi
pekerjaan adalah suatu pernyataan tertulis yang menguraikan fungsi tugas-tugas,
tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek-aspek pekerjaan tertentu
lainnya, yang terdiri dari :
- Identifikasi
pekerjaan
- Uraian
singkat tentang pekerjaan
- Hubungan
dengan pekerjaan-pekerjaan lain
- Tanggung
jawab dan tugas-tugas yang dilaksanakan
- Wewenang
- Kondisi
kerja
·
Spesifikasi
Pekerjaan
Spesifikasi
pekerjaan merupakan suatu pernyataan tentang kualitas pribadi, ciri-ciri,
ketrampilan dan latar belakang yang diperlukan seorang karyawan untuk
melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya.
Spesifikasi pekerjaan
menjawab pertanyaan; ketrampilan, ciri manusia dan pengalaman kerja bagaimana
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik.
·
Sistem
Penggajian
Sistem penggajian merupakan salah satu aplikasi pada
sistem informasi akuntansi yang terus mengalami proses dalam bentuk batch (bertahap),
disebut proses secara bertahap karena daftar gaji karyawan dibayarkan atau
dibuat secara periodik (tiap mingguan, dua mingguan, atau bulanan) demikian
pula pembayaran gaji, sebagian besar pegawai dibayar pada waktu yang bersamaan.
Sistem
penggajian dibedakan menjadi dua, yaitu sistem penggajian manual dan sistem
penggajian terkomputerisasi.
1. Sistem penggajian manual dilakukan
dengan sistem pengelolaan gaji tanpa dibantu teknologi komputer, semua
rekapitulasi kehadiran karyawan dihitung dengan manual dan menggunakan tabel
serta rekap gaji yang cukup panjang dan banyak, memang terkesan tidak efisien.
2. Sistem penggajian terkomputerisasi
adalah sistem pengolahan gaji yang dilakukan dengan bantuan fasilitas perangkat
lunak/program yang telah didesain untuk keperluan pengelolaan sistem penggajian
dan upah di perusahaan.
·
Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran merupakan faktor strategis atau kunci dari keberhasilan
perusahaan, jika permintaan terhadap produk/jasa yang dibuat kurang memadai
seluruh kegiatan aspek-aspek yang lain tidak akan terwujud.
Jika prospek permintaan terhadap permintaan produk
lebih kecil dari peawarannya maka sistem produksi produk tersebut tidak layak
dilaksanakan. Jika market space masih tersedia maka perlu diselidiki apakah
pasar masih mampu menampung produk baru yang direncanakan.
Untuk mengetahui potensi permintaan dan penawaran terhadap
suatu barang atau jasa, perlu dilakukan penelitian yang mendalam tentang
perkembangan permintaan dan jumlah pemasoknya. Perkembangan permintaan dapat
diduga melalui perubahan pendapatan, selera dan tingkah laku konsumen dalam
membeli barang dan jasa tersebut.
1. Spesifikasi Produk/Jasa
Dalam pemasaran, produk adalah segala sesuatu yang
bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan
konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket
kepuasan yang didapat dari pembelian produk Kepuasan tersebut merupakan
akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh
produsen.
Produk identik dengan barang. Dalam akuntansi, barang
adalah obyek fisik yang tersedia di pasar. Sedangkan produk yang tidak berwujud
disebut jasa. Dalam manajemen produk, identifikasi dari produk adalah barang
dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Kata produk digunakan untuk tujuan
mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar, yang akan sangat berguna bagi
tenaga pemasaran, manajer, dan bagian pengendalian kualitas.
2. Segmentasi Produk/Jasa
Ada beberapa aspek produk :
1.
Bertujuan pada
manfaat
2.
Manfaat
penggunaan
3.
Manfaat
psikologis
4.
Manfaat dalam
mengatasi masalah
5.
Visualisasi
produk
6.
Atribut dan keistimewaan
produk
7.
Kualitas produk
8.
Corak produk
9.
Kemasan dan
label produk
10. Merk
11. Menambah nilai produk
12. Garansi
13. Kemudahan Instalasi
14. Pengiriman
15. Ketersediaan di pasar
16. Layanan purna jual
3. Analisis Situasi Pasar (Sesuai Produk/Jasa Yang Ditawarkan)
Analisis pasar adalah langkah pertama dalam merancang strategi baru atau mengkaji strategi yang sudah ada. Analisa situasi ini dilakukan setelah strategi diimplikasikan untuk menentukan perubahan strategi yang diperlukan. Perusahan dapat terjun langsung untuk melihat keadaan pasar dengan cara mengikuti event-event tertentu sesuai dengan produk yang ditawarkannya.
Pada umumnya analisis ini akan menghasilkan perbaharuan dalam segi bentuk pemasaran, keuntungan-keuntungan yang didapat jika membeli produk tersebut baik itu mendapatkan potongan harga dalam situasi atau keadaan tertentu atau juga dapat berupa hadiah langsung.
Analisis pasar adalah langkah pertama dalam merancang strategi baru atau mengkaji strategi yang sudah ada. Analisa situasi ini dilakukan setelah strategi diimplikasikan untuk menentukan perubahan strategi yang diperlukan. Perusahan dapat terjun langsung untuk melihat keadaan pasar dengan cara mengikuti event-event tertentu sesuai dengan produk yang ditawarkannya.
Pada umumnya analisis ini akan menghasilkan perbaharuan dalam segi bentuk pemasaran, keuntungan-keuntungan yang didapat jika membeli produk tersebut baik itu mendapatkan potongan harga dalam situasi atau keadaan tertentu atau juga dapat berupa hadiah langsung.
4. Analisis Pesaing (Sesuai Produk/Jasa Yang Ditawarkan)
Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau
menjual barang/jasa yang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan.
Analisa pesaing adalah usaha mengedinfikasi ancaman, kesempatan atau
permasalahan strategis yang terjadi akibat perubahan persaingan potensial,
serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Analisa persaingan dimulai dengan pesaing
umum dan selanjutnya pesaing potensional. Ada dua cara untuk mengidentifikasi
pesaing umum, yaitu:
Menguji perspektif pelanggan dalam membuat pilihan
diantara para pesaing.
Identifikasi dengan pendekatan yang berusaha menempatkan
para pesaing kedalam kelompok-kelompok strategi dari dasar strategi
persaingannya.
Dengan mengerti pesaing dan segala aktivitasnya dapat
memberikan beberapa keunggulan yaitu :
Dengan mengerti kekuatan dan kelemahan arus strategi
pesaing itu dapat menawarkan kesempatan dan ancaman dan akan dapat menentukan
respon baik.
Pengetahuan akan strategi kompetitif yang akan datang
mungkin bisa memberikan proyeksi/prediksi dari ancaman dan kesematan.
Sebuah keputusan tentang strategi alternatif bisa
lebih mudah didapat dengan kemampuan meramal reaksi serupa dari pesaing kunci.
Kekuatan dan kelemahan pesaing
Pengetahuan dari kekuatan dan kelemahan pesaing
melengkapi pengertian merupakan kunci dari kecakapan firma mengejar
bermacam-macam strategi. Suatu pendekatan adalah berusaha/mencoba mengusahakan
kelemahan pesaing dalam daerah dimana perusahaan mengembangkan kekuatan. Modal
bermaksud untuk mengembangkan strategi yang akan membuat kekuatan melawan
kelemahan pesaing. Ketetapan dari kekuatan dan kelemahan pesaing diawali dengan
identifikasi dari asset dan skill yang mendukung/ada hubungan dengan industri
dan kemudian mengevaluasi pesaing dalam dasar dari asset dan skill. Untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan persaingan, adalah perlu untuk
mengidentifikasikan aktiva dan keahlian yang dihubungkan dengan industri.
Analisis pesaing biasanya akan berdampak terhadap
peningkatan produk maupun strategi pemasaran. Analisis pesaing ini dilakukan
untuk melihat perbedaan baik itu dari segi kualitas produk, harga, sistem
pemasaran maupun hal-hal lainnya. Analisis ini nantinya akan berfungsi juga
sebagai referensi apa yang akan perusahaan tersebut lakukan untuk memperbaiki
kinerja perusahaan agar dapat bersaing secara sehat dan menguntungkan dengan
perusahaan pesaingnya.
5. Strategi Promosi
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi
pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219).
Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti
promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi
”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan
datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang
ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan
perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.
Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi
menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi
dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang
perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan
promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan
membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan
yang bersangkutan.
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu
sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau
menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak
kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru,
diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk
tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk
tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya
serangan yang datang dari para pesaing.
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu
adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis
kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam
meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain :
(Kotler, 2001:98-100)
(Advertising), yaitu bentuk promosi non personal
dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk
promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non
personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas
informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).
Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu
bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang
pembelian.
Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu
bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi
pembelian konsumen.
Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat
dikelompokkan berdasar tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah
sebagai berikut :
Customer promotion, yaitu promosi yang bertujuan untuk
mendorong atau merangsang pelanggan untuk membeli.
Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk merangsang atau mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir
dan importir untuk memperdagangkan barang / jasa dari sponsor.
Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk memotivasi armada penjualan.
Business promotion, yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontrak hubungan
dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada
pelanggan lama dan mendidik pelanggan.
Namun yang jelas apapun jenis kebutuhan yang akan
diprogramkan untuk dipengaruhi, tetap pada perencanaan bagaimana agar
perusahaan tetap eksis dan berkembang. Apalagi jika perusahaan tersebut
mempunyai lini produk lebih dari satu macam.
Ada 3 gagasan utama dalam perencanaan bisnis yang
dikemukakan oleh Kotler-AB. Susanto (2000 : 80) :
Bahwa bisnis perusahaan seharusnya seperti ”
Portofolio Investment ”, yaitu perlu diputuskan bisnis mana yang dapat
dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau bahkan mungkin dihentikan. Karena
tiap bisnis memiliki keuntungan masing-masing dan sumber daya perusahaan harus
dikelola sesuai dengan potensi yang menguntungkan.
Berorientasi pada potensi keuntungan di masa depan
dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian
perusahaan. Tidak cukup dengan mengandalkan penjualan dan keuntungan yang telah
dicapai pada tahun sebelumnya sebagai panduan.
Strategi. Perusahaan harus memiliki dan menetapkan
rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang dengan melihat posisi
industri (lihat Identifikasi Pesaing), sasaran, peluang keahlian serta sumber
daya perusahaan.
Di samping tiga gagasan utama di atas, perlu pula
dilakukan analisa atau pendekatan-pendekatan untuk menanggapi adanya
perubahan-perubahan pada kondisi pasar yang bisa berdampak pada faktor biaya,
Tjiptono (2000 : 7- 8).
Sehingga dengan melakukan analisa dapat dilakukan
antisipasi agar tidak keluar biaya yang tidak terkontrol yang dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan.
6. Media Promosi Berbasis TI
Untuk memperluas jaringan distribusi, kenyamanan
pelanggan dan jangkauan pasar yang lebih luas, biasanya beberapa perusahaan
membuka sebuah situs untuk memperpendek jarak antara konsumen dengan produsennya.
Hal ini juga dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan kartu kredit sebagai alat
pembayarannya.
·
ASPEK
KEUANGAN
Keuangan
merupakan fungsi bisnis yang sangat penting, dimana keuangan menjadi faktor
untuk menentukan anggaran, investasi, dan besarnya usahan yang akan dibuat.
Aspek Keuangan adalah faktor yang menentukan biaya yang di keluarkan serta
dihasilkan untuk membuat sebuah usaha yang optimal.
1.
Komponen
Biaya
Modal yang
diinvestasikan akan digunakan sebagai biaya modal. Pada umumnya komponen Biaya
Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt (biaya hutang) dan Cost of
Equity (biaya modal sendiri).
·
Cost of Debt (Biaya Hutang)
Hutang dapat
diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan menerbitkan surat pengakuan
hutang (oligasi). Biaya hutang yang berasal dari pinjaman adalah merupakan
bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan
obligasi adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of return) yang diharapkan
investor yang digunakan untuk sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai
obligasi.
Suatu
perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang, dengan tujuan untuk
memperbesar tingkat pengembalian modal sendiri (ekuitas). Biaya Utang dibagi
menjadi dua macam yaitu:
o
Biaya Utang
sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Menurut
Warsono (2003: 139), besarnya biaya utang sebelum pajak dapat ditentukan dengan
menghitung besarnya tingkat hasil internal (yield to maturity) atas arus kas obligasi, yang dinotasikan
dengan kd.
o
Biaya Utang
setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Menurut
Warsono (2003: 139), mengatakan bahwa perusahaan yang menggunakan sebagian
sumber dananya dari utang akan terkena kewajiban membayar bunga. Bunga
merupakan salah satu bentuk beban bagi perusahaan (interest expense). Dengan adanya beban bunga ini akan
menyebabkan besarnya pembayaran pajak penghasilan menjadi berkurang.
Biaya utang
setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan biaya utang sebelum pajak dengan
(1 - T), dengan T adalah tingkat pajak marginal.
o
Biaya Saham Freferen
Saham preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara utang dengan modal
sendiri atau saham biasa. Salah satu ciri saham preferen yang menyerupai utang
adalah adanya penghasilan tetap bagi pemiliknya (Warsono, 2003: 143).
Menurut Weston dan Brigham (1990: 107), biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen perusahaan.
Menurut Weston dan Brigham (1990: 107), biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen perusahaan.
o
Cost of Equity (Biaya Modal Sendiri)
Biaya modal saham merupakan tingkat hasil pengembalian atas saham biasa
yang
diinginkan oleh para investor. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
perhitungan biaya modal laba ditahan, yaitu pendekatan Capital Aset Pricing Model(CAPM),
dimana biaya modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal sendiri
yang diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat bunga bebas risiko
dengan premi risiko pasar dikaliikan dengan β (resiko saham perusahaan).
Iramani dan Febrian (2005).
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penghitungan CAPM adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko ( Rf )
Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama satu tahun. Rf yang merupakan suku bunga obligasi pemerintah atau surat hutang pemerintah.
2. Return Pasar ( Rm )
Return pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per bulan untuk tiap-tiap tahun.
3. Resiko Sistematis ( β )
Perkiraan koefisien beta saham ( β ) digunakan sebagai indeks dan risiko saham beta. Perhitungan beta dilakukan dengan pendekatan regresi.
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penghitungan CAPM adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko ( Rf )
Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama satu tahun. Rf yang merupakan suku bunga obligasi pemerintah atau surat hutang pemerintah.
2. Return Pasar ( Rm )
Return pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per bulan untuk tiap-tiap tahun.
3. Resiko Sistematis ( β )
Perkiraan koefisien beta saham ( β ) digunakan sebagai indeks dan risiko saham beta. Perhitungan beta dilakukan dengan pendekatan regresi.
o
Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Menurut Iramani dan Febrian (2005), dalam praktek pembiayaan atau
pendanaan yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan
demikian biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya
untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan.
2. Estimasi Biaya
Perhitungan
biaya yang diperlukan dalam membuat melakukan investasi. Perhitungan biaya
meliputi, perhitungan, biaya tempat, produksi, karyawan, perizinan pendirian
usahan dan lain sebagainya. Estimasi biaya harus tepat guna menghindari
terjadinya dampak kerugian bagi investor atau pendiri usaha, sehingga usaha
yang dibuat dapat berjalan dengan optimal
3. Penyusunan Anggaran Perusahaan
Anggaran
merupakan perhitungan modal yang dipergunakan dalam 1 periode tertentu.
Penyusunan anggaran terdiri dari top down dan bottom up.
·
Top Down
proses
penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak
berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran Top Down ini
secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan
kepada para karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk
menjalankan sebuah program.
·
Bottom Up
proses
penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses
penyusunan anggaran dari Bottom Up merupakan Komunikasi strategis antara tujuan
dengan anggaran .
4.
Cash Flow
Tujuan utama
laporan arus kas adalah menyediakan
informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran
kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian
pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat
dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain:
1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca.
3. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities)
Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau proses aktivitas bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.
Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (income statement). Hal ini dikarenakan kas adalah tergolong harta lancar yang tingkat likuiditasnya paling tinggi di antara semua harta
lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauhmana perusahaan dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya, dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya.
informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran
kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian
pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat
dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain:
1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca.
3. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities)
Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau proses aktivitas bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.
Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (income statement). Hal ini dikarenakan kas adalah tergolong harta lancar yang tingkat likuiditasnya paling tinggi di antara semua harta
lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauhmana perusahaan dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya, dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya.
5.
Kriteria
Investasi
Keputusan
investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara
ketiga keputusan jangka panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting,
karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang
besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung
berpengaruh pada nilai perusahaan.
Pada
umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan
investasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.
Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode non- konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR).
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.
Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode non- konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR).
6.
Pencatatan
Keuangan
Keuangan
yang masuk dan keluar oleh sebuah perusahaan wajib untuk dibukukan, hal ini
berkaitan dengan jumlah omzet yang didapat oleh perusahaan sehingga dapat
dilihat neraca serta statistik laba yang diperoleh perusahaan dari satu
periode secara kontinyu. Pembukuan keuangan perusahaan biasanya dilakukan oleh
staff accounting dengan mengambil berbagai sumber keuangan, seperti produksi,
penjualan, marketing , dan bagian perusahaan lainnya.
Komentar
Posting Komentar